Mengapa Kerajaan Sriwijaya Disebut Kerajaan Maritim
Mengapa Kerajaan Sriwijaya Disebut Kerajaan Maritim
Salah satu kerajaan di Indonesia yang termasuk menjadi kerajaan maritim adalah Sriwijaya. Mengapa kerajaan sriwijaya disebut kerajaan maritim salah satu alasannya karena kerajaan ini terletak di tepi Sungai Musi.
Warga dari kerajaan ini kemudian memanfaatkan Sungai Musi sebagai mata pencaharian. Sehingga kebanyakan warga dari Sriwijaya memiliki pencaharian yang mengandalkan hasil sungai dengan menjadi pelayan dalam mencukupi kebutuhan sehari-hari mereka.
Sejarah Berdirinya Sriwijaya
Sejarah sriwijaya dimulai dari abad ke-7. Sriwijaya terletak di pulau Sumatera dan membawa banyak sekali perubahan dan pengaruh untuk Indonesia. Bahkan, negara ini juga terbentang dengan berbagai wilayah kekuasaan yang tersebar tidak hanya di Indonesia tetapi juga negara lainnya.
Negara lain yang pernah menjadi daerah kekuasaan untuk Sriwijaya terbentang dalam peta yang cukup luas. Wilayah tersebut mulai dari Kamboja, Thailand Selatan, Semenanjung Malay, Sumatera, Jawa Barat hingga kemungkinan Jawa Tengah.
Mengapa kerajaan sriwijaya disebut kerajaan maritim memiliki arti nama yang diambil dari bahasa Sansekerta. Arti dari nama ini adalah sri memiliki arti bercahaya atau gemilang. Sedangkan untuk arti dari wijaya adalah kemenangan atau kejayaan. Sehingga jika dilihat dari gabungan arti ini adalah kemenangan yang gemilang.
Sriwijaya juga memiliki nama lain yang merupakan julukan dari kerajaan di Sumatera ini. Julukan kerajaan sriwijaya juga sering disebut dengan nama Sriwijaya. Sejak dulu mengapa kerajaan sriwijaya disebut kerajaan maritim karena memang Sriwijaya berdiri menjadi salah satu kerajaan yang terkenal sebagai kerajaan bahari hingga terkenal ke seantero penjuru Asia.
Pembentukan dan Pertumbuhan Sriwijaya
Mengapa kerajaan sriwijaya disebut kerajaan maritime yang sudah dikenal sejak abad ke – 7. Bukti paling awal tentang keberadaan kerajaan Sriwijaya dari bentuk penemuan catatan tulisan seorang pendeta I Tsing. Dalam tulisan tersebut di sebutkan jika pendeta tersebut pernah tinggal selama 6 bulan di Sriwijaya pada tahun 671.
Letak sejarah dan juga masa pembentukan dari kerajaan sriwijaya juga semakin diyakinkan pada abad ke-7 setelah adanya berupa prasasti yang ditemukan di Sriwijaya. Prasasti yang berhasil di temukan juga memiliki masa paling tua yang berasal dari abad ke-7. Prasasti tersebut adalah kedudukan Bukit terletak di Palembang pada tahun 682.
Dalam sejarah juga tercatat bagaimana masa pertumbuhan dari Sriwijaya. Termasuk peperangan serangan dari raja Dharmawangsa Teguh yang terjadi pada tahun 990 yang kemudian membuat kerajaan Sriwijaya menjadi terpengaruh. Sriwijaya tidak lagi memiliki kekuasaan yang secara penuh melainkan berkurang dalam dominasi kerajaan yang tadinya menjadi kerajaan bawahannya.
Mengapa kerajaan sriwijaya disebut kerajaan maritime juga menjadi semakin menurun ketika adanya serangan Rajendra Chola I dari Koramandel yang terjadi pada tahun 1025. Hingga akhirnya Sriwijaya berhasil dikuasai oleh kerajaan lain yaitu Dharmasraya pada tahun 1183.
Sriwijaya pun akhirnya runtuh. Dengan perkembangannya yang semakin menurun kemudian membuat Sriwijaya menjadi satu kerajaan yang terlupakan dan tidak lagi diketahui keberadaannya. Hingga kembali ditemukan pada tahun 1918 dari sejarawan asal Prancis, George Coedes.
Catatan Sejarah
Kerajaan maritim sriwijaya yang kemudian hilang tersebut hingga saat ini belum banyak yang terungkap. Terutama untuk bukti-bukti fisik yang terlihat untuk mengenal dari kerajaan Sriwijaya tersebut. Catatan yang ada juga sangat terbatas hingga masa lalu yang terlupakan tersebut kembali dibentuk oleh para sarjana asing.
Mengapa kerajaan sriwijaya disebut kerajaan maritim kemudian dipublikasikan dan dikembangkan oleh George Coedes. Berbagai prasasti dan catatan yang ditemukannya menjadi satu rujukan untuk melihat bagaimana perkembangan Sriwijaya dan bagaimana cerita dari Sriwijaya ini.
Catatan penting yang membuka sejarah dari Sriwijaya mulai dari perkembangan dan juga kondisi Sriwijaya ini terlihat mulai dari catatan I Ching dan prasasti dari Siddhayatra. Ditambah juga dengan penggabungan kisah legenda yang terkenal seperti misalnya tentang kisah mengenai raja Maharaja Javaka dan Raja Khmer.
Tak ketinggalan catatan-catatan yang merupakan berita dari Balai Arkeologi Palembang juga menjadi satu bahan untuk melihat bagaimana sejarah dan letak dari Sriwijaya itu sendiri. Sriwijaya dikenal sebagai kerajaan maritime karena letak dan masyarakat yang mengandalkan poros maritime untuk menjadi mata pencaharian untuk mereka.
Peninggalan sejarah dari Sriwijaya juga terdapat 17 keping perahu pada bagian lunas, 14 papan perahu pada bagian badan dan buritan yang menjadi bagian untuk pengemudi kapal. Pada masa itu diperkirakan jika perahu ini dibuat dengan menggunakan strategi teknik pasak kayu dan papan ikat yang kemudian diikat dengan menggunakan tali ijuk.
Mengapa kerajaan sriwijaya disebut kerajaan maritim dengan membuat perahu dengan teknik tersebut memang menjadi salah satu teknik tradisi yang berasal dari Asia Tenggara. Sriwijaya juga meninggalkan berbagai artefak lainnya seperti tembikar, keramik dan juga alat kayu yang lengkap.
Keberadaan Sriwijaya memang menjadi satu bukti tersendiri akan begitu megah dan besarnya kekuatan nusantara. Bahkan hingga abad ke-20 Sriwijaya menjadi satu referensi tersendiri untuk para kaum nasionalis sebagai kerajaan maju dan berkembang pada masanya.
Julukan Sriwijaya juga ada banyak sekali dimana saking banyaknya para pedagang yang datang ke Sriwijaya. Mengapa kerajaan sriwijaya disebut kerajaan maritim mulai dari julukan orang Tionghoa yang menyebutnya menjadi Shih-li-fo-shih. Kemudian ada juga dalam bahasa Sansekerta yang disebut dengan Yavadesh dan Javadeh. Sedangkan untuk bangsa Araba menyebut Sriwijaya dengan nama Zabaj.
Begitu banyaknya julukan untuk Sriwijaya ini juga menjadi satu penghambat kenapa Sriwijaya menjadi begitu sulit untuk ditemukan. Bahkan ada kemungkinan juga jika apa yang disebut dalam peta Ptolemaeus yang menjelaskan terdapat 3 pulau bernama Sabadeibei yang kemungkinan besar sebenarnya adalah Sriwijaya.
Pusat Sriwijaya
Melihat dari prasasti yang ada di Kedudukan Bukit Sriwijaya berdiri pada tahun 605 saka atau 683 M. Sriwijaya terletak di tepian sungai Musi, Palembang, Sumatera. Dalam prasasti tersebut juga menyebutkan jika lokasi dari Dapunta Hyang adalah berasal dari Minanga Tamwan. Sedangkan untuk lokasi tepatnya Dapunta Hyang sendiri masih menjadi perdebatan tersendiri.
Mengapa kerajaan sriwijaya disebut kerajaan maritime yang terdapat di Palembang dimunculkan pertama kali oleh Coedes dan dengan dukungan dari Pierre-Yves Manguin. Ada juga lokasi yang kemungkinan menjadi lokasi dari Sriwijaya seperti Muaro Jambi, Muara Takus dan ibu Kota Sriwijaya.
Leave a Reply