Primbon Jawa Pernikahan
Primbon Jawa Pernikahan
Asal-usul Primbon Jawa
Primbon Jawa Pernikahan akan kita bahas dengan detail dalam tulisan berikut. Bumi ini berputar, ada siang ada malam, begitu juga nasib, keberuntungan, sial, rezeki, kesuksesan, kegagalan, dan lain-lain, semuanya datang silih berganti. Kadang kita berada di bawah kadang juga berada di atas. Seolah-olah hidup ini membentuk sebuah pola yang terus berulang.
Dalam menjalani kehidupan, setiap orang kadang mengalami nasib baik atau sebaliknya. Berbagai kejadian dan nasib tersebut di percaya adalah akibat perbuatan sebelumnya, seperti: pemilihan hari pernikahan, rasi bintang, bulan, kecocokan nama dengan pasangan, dan lain-lain.
Primbon
Berbagai fenomena alam atau kejadian, mulai dari musim, rasi bintang, penanggalan, letak tahi lalat, kedutan, mimpi, obat-obatan, ilmu kanuragan, doa-doa, hingga cerita-cerita kuno, dicatat untuk dijadikan sebagai pedoman meraih kebahagiaan.
Berbagai bentuk pedoman tersebut dicatat ke dalam sebuah buku (induk) yang disebut “primbon. ” Kata primbon dalam bahasa Jawa berasal dari kata mbon atau mpon yang berarti induk, dan kata peri atau pri yang fungsinya memperluas kata dasar.
Primbon bisa diartikan sebagai ‘buku induk’ yang memuat catatan dari hasil pemikiran dan penelitian yang dilakukan oleh orang-orang Jawa kuno. Buku tersebut sering dijadikan sebagai rujukan untuk menjalani kehidupan sehari-hari agar beruntung atau terhindar dari sial dan kegagalan.
Primbon di zaman Sultan Agung Mataram
Menurut sejarah, primbon mulai diperkenalkan dan dibuat pada zaman Sultan Agung Mataram. Primbon ini memuat banyak hal, mulai dari penghitungan hari dan tanggal kelahiran, hari baik dan hari sial, penghitungan hari dan tanggal memulai sesuatu (seperti perkawinan misalnya); tanda-tanda seperti mimpi, kedutan, dan lain-lain.
Sistem penanggalan yang digunakan pada primbon sama persis dengan penanggalan Hijriyah, begitu juga dengan bulan-bulan yang terdapat di dalamnya, mereka mengadopsi bulan-bulan Hijriyah yang ditulis berdasarkan dialek Jawa. Berikut adalah nama bulan-bulan primbon Jawa.
- Sura
- Sapar
- Mulud
- Bakda Mulud
- Jumadil Awal
- Jumadil Akhir
- Rejeb
- Ruwah
- Pasa (puasa)
- Syawal
- Dulkangidah (sela)
- Dulkahijjah (besar)
Adapun hari-hari, mengikuti hari-hari dalam kalender Masehi, mulai dari:
- Senin
- Selasa
- Rabu
- Kamis
- Jumat
- Sabtu
- Minggu/Ahad
Hari-hari di atas diikuti oleh pasaran kalender Jawa, berjumlah 5 yaitu:
- Pahing
- Pon
- Wage
- Kliwon
- Legi
Jadi, dalam sebuah hari ada istilah: Senin Pon, Selasa Wage, Minggu Pahing, dan seterusnya.
Primbon pernikahan Jawa
Khusus untuk pernikahan, di dalam primbon sudah tersedia berbagai catatan yang menghubungkan antara tanggal lahir mempelai, pemilihan hari, jam, hingga tanggal pernikahan, dengan nasib yang akan ditemui kedua mempelai di masa yang akan datang.
Singkatnya, catatan di dalam primbon sering dijadikan sebagai patokan untuk meramal atau untuk memperkirakan apakah sebuah pernikahan akan langgeng, bahagia, sial, penuh godaan, banyak rezeki, apes, melarat, dan lain-lain.
Weton pernikahan
Berdasarkan weton Jawa, hitung-hitungan perjodohan pernikahan didasarkan pada:
Nilai (neptu) sebuah hari
- Ahad: 5
- Senen: 4
- Selasa: 3
- Rabu: 7
- Kamis: 8
- Jumat: 6
- Sabtu: 9
Nilai (neptu) pasaran Jawa
- Legi: 5
- Paing: 9
- Pon: 7
- Wage: 4
- Kliwon: 8
Rumus
Neptu hari dan pasaran yang diambil dari hari dan tanggal kelahiran kedua pasangan akan dihitung dengan cara dijumlahkan lalu dikurangi 9.
Contoh cara menghitung weton kelahiran
Perempuan lahir pada:
Hari: Jumat = 6
Pasaran: Wage = 4
6 + 4 = 10 – 9 = 1
Laki-laki lahir pada:
Hari: Ahad = 5
Pasaran: Legi = 5
5 + 5 = 10 – 9 = 1
Ramalan neptu dari hasil penghitungan di atas
- 1 dan 4: banyak celakanya
- 1 dan 5: bisa (baik-baik saja)
- 1 dan 6: miskin
- 1 dan 7: banyak musuh
- 1 dan 8: sengsara
- 1 dan 9: menjadi perlindungan
- 2 dan 2: selamat, banyak rejekinya
- 2 dan 3: salah seorang cepat wafat
- 2 dan 4: banyak godaannya
- 2 dan 5: banyak celakanya
- 2 dan 6: cepat kaya
- 2 dan 7: anaknya banyak yang mati
- 2 dan 8: dekat rejekinya
- 2 dan 9: banyak rejekinya
- 3 dan 3: melarat
- 3 dan 4: banyak celakanya
- 3 dan 5: cepat berpisah
- 3 dan 6: mendapat kebahagiaan
- 3 dan 7: banyak celakanya
- 3 dan 8: salah seorang cepat wafat
- 3 dan 9: banyak rejeki
- 4 dan 4: sering sakit
- 4 dan 5: banyak godaannya
- 4 dan 6: banyak rejekinya
- 4 dan 7: melarat
- 4 dan 8: banyak halangannya
- 4 dan 9: salah seorang kalah
- 5 dan 5: tulus kebahagiaannya
- 5 dan 6: dekat rejekinya
- 5 dan 7: tulus sandang pangannya
- 5 dan 8: banyak bahayanya
- 5 dan 9: dekat sandang pangannya
- 6 dan 6: besar celakanya
- 6 dan 7: rukun
- 6 dan 8: banyak musuh
- 6 dan 9: sengsara
- 7 dan 7: menjadi budak istrinya
- 7 dan 8: celaka karena diri sendiri
- 7 dan 9: tulus perkawinannya
- 8 dan 8: dikasihi orang
- 8 dan 9: banyak celakanya
- 9 dan 9: liar rejekinya
Menghitung hari baik pernikahan berdasarkan weton Jawa
Rumus
Neptu hari dan pasaran kedua mempelai + neptu hari perkawinan dan tanggal – 3. Jika hasilnya:
- 1 = tidak baik. Lekas berpisah hidup atau mati
- 2 = baik, hidup rukun, sentosa dan dihormati
- 3 = tidak baik. Rumah tangganya berantakan dan kedua-duanya bisa mati
Ada juga yang menghitungnya berdasarkan neptu mempelai pria yang ditambah dengan neptu mempelai wanita lalu di bagi 5. Sisa angka yang tidak bisa dibagi akan di cocokkan dengan catatan ramalan nasib di primbon.
Rumus
Neptu pria + Neptu wanita / 5 =?
Contoh:
Pria: Jumat Pahing = 15
Wanita: Rabu Wage = 11
Pria (15) + Wanita (11) = 26 / 5 = 1 (26-5-5-5-5-5, sisa 1)
Arti neptu
1: Sandang = bagus
2: Pangan = makmur
3: Papan (Joyo) = bagus dan disarankan
4: Loro = sering sakit
5: Pati = ada yang meninggal
Panduan memilih bulan yang baik untuk pernikahan berdasarkan weton
- Sura: bertengkar dan menemui kerusakan
- Safar: kekurangan atau banyak hutang
- Maulud: lemah, salah seorang yang cepat mati
- Bakda Mulud: diomongin jelek
- Jumadil Awal: sering kehilangan, banyak musuh
- Jumadil Akhir: kaya emas dan perak
- Rejeb: Banyak kawan dan selamat
- Ruwah: selamat
- Pasa (puasa): banyak bencana
- Syawal: sedikit rezekinya dan banyak hutang
- Dulkangidah (sela): sering bertengkar dan sakit-sakitan
- Dulkahijjah (besar): selamat dan senang (bahagia)
Leave a Reply