Silsilah Kerajaan Singasari
Silsilah Kerajaan Singasari
Menarik untuk membahas Kerajaan Singosari yang merupakan cikal bakal Kerajaan Majapahit (sebagai penerus Kerajaan Singosari) yang sebelumnya runtuh akibat terlalu banyak mengirimkan pasukan keluar Tanah Jawa, sehingga meninggalkan kelemahan di bagian dalam (internal weakness).
Kerajaan Singhasari, sering juga ditulis Singasari dan Singosari, adalah sebuah kerajaan bercorak Hindu yang didirikan oleh Ken Arok pada tahun 1222 (abad ke-10) di Jawa Timur. Lokasi kerajaan ini tepatnya berada di daerah Singosari, Kabupaten Malang, Jawa Timur.
Menurut Catatan sejarah yang diambil dari Prasasti Kudadu, nama resmi kerajaan Singhasari adalah “Kerajaan Tumapel.” Menurut Negarakertagama atau Kakawin Desawarnana yang ditulis oleh Mpu Prapanca tahun 1365 dan ditemukan kembali pada tahun 1894 menjelaskan bahwa, ketika pertama kali didirikan, ibukota kerajaan Tumapel bernama “Kutaraja.”
Penggantian nama menjadi Singhasari terjadi pada tahun 1253, ketika Raja Wisnuwardhana mengangkat putranya (Kertanegara) sebagai Yuwaraja (putra mahkota calon pewaris tahta pada kerajaan monarki) sekaligus mengganti nama ibukota tersebut menjadi Singhasari.
Belakangan, nama Singasari sebagai nama ibukota lebih populer dibandingkan dengan Tumapel. Begitu juga dengan sebutan kerajaan tersebut, sebutan Kerajaan Singosari lebih akrab dibandingkan dengan sebutan kerajaan Tumapel. Nama kerajaan “Tumapel” juga muncul dalam kronik Tiongkok atau kronik China dari dinasti Yuan yang dieja “Tu-ma-pan.”
Awal berdiri kerajaan Singosari/Singhasari
Serat Pararaton (Kitab Raja-Raja/Pustaka Raja) atau disebut juga “Pararaton” saja, adalah sebuah kitab naskah sastra Jawa (pertengahan) yang ditulis menggunakan bahasa Jawa Kawi. Menurut Pararaton, Tumapel pada awalnya adalah sebuah daerah kecil yang dipimpin seseorang Awuku, yaitu jabatan setara camat. Tumapel pada masa itu berada di bawah kekuasaan Kerajaan Kediri.
Awuku Tumapel pada masa itu adalah Tunggul Ametung yang kemudian mati dibunuh oleh pengawalnya sendiri yang bernama Ken Arok dengan cara ditipu. Setelah membunuh Tunggul Ametung, Ken Arok lalu menikahi istri mendiang Tunggul Ametung, bernama Ken Dedes.
Setelah itu, Ken Arok berhasrat membebaskan Tumapel dari kekuasaan Kerajaan Kediri. Niat Ken Arok akhirnya terlaksana setelah terjadi sebuah perseteruan antara kaum Brahmana dengan raja kerajaan Kediri, yaitu Kertajaya pada tahun 1254. Para Brahmana ketika itu bergabung dengan Ken Arok untuk melawan Raja Kertajaya.
Koalisi antara para Brahmana dengan Ken Arok yang menobatkan dirinya menjadi raja pertama Tumapel dengan gelar Sri Rajasa Sang Amurwabhumi berhasil mengalahkan kerajaan Kediri melalui sebuah pertempuran yang berlangsung di Desa Ganter.
Serat Pararaton juga menyebutkan bahwa, sebelum maju berperang melawan Kerajaan Kediri, terlebih dahulu Ken Arok menggunakan julukan “Batara Siwa.”
Menurut Kakawin Nagarakretagama (Nāgarakṛtâgama) atau yang juga dikenal dengan nama Kakawin Desawarnana karya Mpu Prapanca menyebutkan bahwa, kerajaan Tumapel berdiri di tahun yang sama, hanya saja di dalam Kakawin Nagarakretagama tersebut, nama Ken Arok tidak disebutkan. Menurut naskah ini, pendiri kerajaan Tumapel adalah Ranggah Rajasa Sang Girinathaputra. Dia juga lah yang berhasil mengalahkan Raja kerajaan Kediri (Kertajaya).
Disebutkan di dalam Prasasti Mula Malurung (atas nama Kertanegara tahun 1255) menyebutkan bahwa pendiri kerajaan Tumapel adalah Bhatara Siwa. Para ahli sejarah meyakini bahwa Batara Siwa adalah gelar Anumerta dari Ranggah Rajasa. Karena menurut Kakawin Nagarakretagama, arwah pendiri kerajaan Tumapel (Ranggah Rajasa) dipuja sebagai Batara Siwa.
Silsilah kerajaan Singosari
Ada perbedaan urutan raja-raja Singasari yang disebutkan di Serat Pararaton dan Kakawin Nagarakretagama.
- Ken Arok alias Rajasa Sang Amurwabhumi (1222 – 1247)
- Anusapati (1247 – 1249)
- Tohjaya (1249 – 1250)
- Ranggawuni (Wisnuwardhana) (1250 – 1272)
- Kertanagara (1272 – 1292)
Silsilah Raja Singosari versi Kakawin Nagarakretagama
- Rangga Rajasa Sang Girinathaputra (1222 – 1227)
- Anusapati (1227 – 1248)
- Wisnuwardhana (1248 – 1254)
- Kertanagara (1254 – 1292)
Serat Pararaton
Serat Pararaton, berisi tentang kisah pergantian raja-raja Tumapel yang sebagian besar dilatarbelakangi oleh balas dendam dari keluarga Kerajaan sendiri. Versi Pararaton menyebutkan bahwa, Ken Arok mati dibunuh oleh Anusapati yang merupakan anak tirinya sendiri (keturunan Tunggul Ametung dan Ken Dedes). Kemudian, Anusapati mati dibunuh oleh Panji Tohjaya, yang merupakan anak Ken Arok dari istrinya yang bernama Ken Umang.
Setelah itu Singosari dipimpin oleh pemerintahan bersama antara Wisnuwardhana dan Narasingamurti (Mahisa Campaka). Wisnuwardhana adalah cucu Tunggul Ametung, sedangkan Narasingamurti adalah cucu Ken Arok. Dari silsilah tersebut, bisa diambil kesimpulan jika rekonsiliasi tersebut dimaksudkan untuk mengakhiri kudeta berdarah yang sebelumnya terjadi pada Kerajaan Singosari.
Leave a Reply